Hukum I Newton menyatakan benda akan
mempertahankan keadaannya, baik ia diam atau bergerak dengan kecepatan yang
tetap selama resultan gaya sama dengan nol. Hukum I Newton dikenal dengan Hukum
Kelembaman atau hukum tentang kemalasan benda. Baiklah,,, kita sepakat
benda tidak memiliki dorongan dalam dirinya untuk bergerak, ia hanya bergerak
jika ada yang menggerakkan, begitu juga ia akan berhenti jika ada yang
menghentikan. Di sinilah benda dikatakan mempertahankan keadaannya… jadi kaya
Robot tuh..
Lain halnya dengan manusia sebagai
mahluk yang telah diberi potensi akal yang lebih di banding hewan. Kita
memiliki dorongan dari dalam diri, yang membuat kita ingin bergerak melakukan
sesuatu. Jika dorongan dari dalam relatif kecil sehingga tidak mampu membuat
kita bergerak, disinilah kita perlu motivasi/ tindakan dari luar. Seorang
pemalas, seolah tidak ada dorongan dalam dirinya, ia belajar kalau disuruh, ia
bekerja kalau disuruh, ia bangun pagi kalau sudah banjur air…. Hehehe
pengalaman nih..maka guru yang baik salah satunya guru yang pandai memotivasi
siswa untuk belajar. Di sinilah sebagai manusia memiliki kekurangan dan
membutuhkan bantuan dari yang lain.
Kalau dalam islam dikatakan bahwa “Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.”
Saling Nasehat menasehati merupakan
dorongan dari luar yang akan menyadarkan kita dari kebiasaan-kebiasaan yang
buruk, membangkitkan kita dari kemalasan.. sungguh! Manusia memiliki kemampuan
yang luar biasa, maka bangkitlah dalam menggunakan waktu sekreatif dan seefektif mungkin, sihingga
kita tidak termasuk orang yang merugi. Kita berharap potensi yang telah
diberikan dapat digunakan di jalan kebenaran. Bagaimana Jika tidak? Simaklah
ayat berikut ini:
Allah
telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan
penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
(Al-Baqoroh:7)
|
Yakni
orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak
akan berbekas padanya.
Maksudnya: mereka tidak dapat
memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Quran yang mereka dengar dan tidak
dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat
di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.
|
Begitu juga dalam ayat yang lain:
Dan
Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan
dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (Al-Mu’minuun:78)
|
Yang
dimaksud dengan bersyukur di ayat ini ialah menggunakan alat-alat tersebut
untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan, yang dapat
membawa mereka beriman kepada Allah s.w.t. serta taat dan patuh kepada-Nya.
Kaum musyrikin memang tidak berbuat demikian.
|
Jika kita hanya diam saja, maka akan
selamanya seperti itu. Sampai suatu saat kita bertindak bersikap untuk merubah
keadaan dengan sikap kita. Begitu jika kita bersikap kebiasaan hal yang sama
(itu-itu saja) maka hal ini pun akan tetap seperti itu. Sampai kita mengerjakan
suatu sikap berubah untuk sesuatu yang lebih baik. Ingat! Benda cenderung pada
keadaannya, begitu juga kita. Orang yang sudah bergerak pun akan tetap seperti
itu, sampai dia berupaya merubah keadaannya menjadi lebih baik.
Kalau dari sisi politik dan jabatan,..
dapat kita saksikan, begitu banyak orang-orang yang melanggengkan kursi
kekuasaannya walaupun sudah seharusnya mundur.
Itulah nilai psikologis Hukum I Newton,
Hukum dalam fisika menunjukkan pengertian sikap /prilaku benda di alam ini atau
dapat di katakan sebagai sunnatullah. Wallahu a’lam.
Jika ada pendapat lain atau koreksi
tentunya akan menambah khasanah ilmu Allah yang luar biasa ini. Bagaimana
menurut anda??
Sumber:
http://fisika79.wordpress.com/2010/09/26/psikologi-hukum-i-newton/
Sumber:
http://fisika79.wordpress.com/2010/09/26/psikologi-hukum-i-newton/
0 komentar:
Posting Komentar